cara penanganan limbah b3

Cara Penanganan Limbah B3 di Rumah Sakit yang Tepat, Catat!

Tahukah Anda? Tak hanya limbah cair, limbah B3 di rumah sakit juga memerlukan penanganan yang sesuai agar kesehatan lingkungan dan manusia tetap terjaga. Pasalnya, jenis limbah ini mengandung berbagai zat kimia yang beracun dan berbahaya sehingga harus dikelola secara tepat. 

Hal ini selaras dengan Peraturan Menteri No 7 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Peraturan ini menyatakan bahwa limbah B3 yang dihasilkan rumah sakit bisa menyebabkan masalah kesehatan dan/atau risiko pencemaran terhadap lingkungan hidup.

Lantas, bagaimana cara penanganan limbah B3 di rumah sakit yang sesuai dengan prosedur? Untuk mengetahui pengelolaan limbah B3 rumah sakit yang tepat, yuk, simak artikel berikut!

Apa Itu Limbah B3 Rumah Sakit?

Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) merupakan jenis limbah yang mengandung zat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan secara langsung maupun tidak langsung. Jenis limbah ini bisa bersifat beracun, karsinogenik, teratogenik, mutagenik, iritatif, atau korosif. 

Rumah sakit adalah salah satu industri yang menghasilkan limbah B3, baik dalam bentuk padat, gas, cair, maupun gel. Dengan demikian, limbah B3 rumah sakit adalah semua jenis limbah yang berbahaya, beracun, dan dihasilkan oleh segala jenis aktivitas di rumah sakit.

Beberapa contoh limbah B3 di rumah sakit adalah tinja, obat kanker, inteksida, pestisida, pembersih, gas medis, dan gas nonmedis. Dengan penanganan limbah B3 di rumah sakit yang tepat, rumah sakit pun bisa menjadi tempat yang aman bagi orang-orang di dalamnya. 

Cara Penanganan Limbah B3 di Rumah Sakit

Tidak hanya menjaga keamanan penghuni rumah sakit, pengolahan limbah B3 yang juga bisa membantu sektor ini untuk tetap mematuhi regulasi yang telah ditetapkan. Namun, cara menangani limbah B3 tidak bisa dilakukan secara sembarangan dan harus ditangani oleh pihak yang berwenang. Berikut ini adalah langkah umum penanganan limbah B3 di rumah sakit:

1. Identifikasi Jenis Limbah B3

Prosedur pengelolaan limbah B3 yang pertama adalah mengidentifikasi jenis limbah B3 yang akan ditangani untuk memastikan prosedur yang dilakukan sesuai dengan klasifikasinya.

Proses identifikasi dilakukan oleh unit kerja kesehatan lingkungan yang bekerja sama dengan unit penghasil limbah. Setelah jenis, sifat, sumber, volume, dan mekanisme penanganan limbah teridentifikasi, unit terkait akan melakukan proses dokumentasi. 

Baca juga: Mengungkap Dampak Limbah Cair dan Solusi Pengelolaannya

2. Penanganan, Pewadahan, dan Pengangkutan Limbah B3

Saat melakukan proses pengelolaan limbah B3 ini, kepala dan staf unit kerja terkait harus mematuhi Standar Prosedur Operasional (SPO). Tak hanya itu, SPO juga harus diperbarui secara berkala sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan regulasi.

Pada proses penanganan, pewadahan, dan pengangkutan limbah B3, terdapat beberapa hal yang harus dipatuhi oleh pihak terkait. Beberapa di antaranya adalah:

  • Limbah tumpahan harus dibersihkan menggunakan alat kebersihan (spill kit) yang sesuai dengan standar. 
  • Alat penyimpanan limbah harus mudah dibersihkan, antikarat, kedap air, dilengkapi simbol B3 dan penutup, serta diletakkan di area yang jauh dari jangkauan orang umum.
  • Penyerahan limbah ke TPS harus dilengkapi dengan berita acara penyerahan.
  • Berita acara penyerahan paling tidak mencakup hari dan tanggal penyerahan, lokasi sumber, jenis, bentuk, dan volume limbah, serta metode pengemasan.
  • Pengangkutan limbah B3 dari ruangan harus menggunakan jalur khusus yang jauh dari kepadatan penghuni rumah sakit.
  • Kereta pengangkutan limbah B3 dari rumah sakit menuju TPS harus mudah dibersihkan, tahan kedap air, antikarat, antibocor, dan dilengkapi penutup. 
  • Petugas pengangkutan harus sudah mendapatkan pelatihan yang sesuai dengan prosedur dan menggunakan pakaian serta alat pelindung diri yang memadai. 

3. Pengurangan Limbah B3 di Sumber

Cara penanganan limbah B3 selanjutnya adalah meminimalkan penggunaan jenis limbah ini. Dengan kata lain, jika terdapat pilihan lain, pihak rumah sakit sebaiknya menggunakan pilihan tersebut dan menghindari penggunaan bahan beracun dan berbahaya.

Tak hanya itu, bahan B3 sebaiknya juga ditata dan dikelola dengan baik untuk menghindari adanya penumpukan atau kedaluwarsa. Untuk itu, salah satu metode pengelolaan yang bisa digunakan adalah first expired first out (FEFO) atau first in first out (FIFO). 

4. Pemilahan Limbah B3 di Rumah Sakit

Selain pengurangan, memilah dan mewadahi limbah B3 di rumah juga penting untuk dilakukan. Agar proses ini berjalan efektif, terdapat beberapa dasar pemilihan limbah yang bisa digunakan, seperti jenis, kelompok, dan/atau karakteristik limbah.

Baca juga: Mengenal Limbah Rumah Tangga dan Cara Efektif Mengelolanya

5. Penyimpanan Limbah B3 Sementara

Saat menyimpan limbah B3, pihak rumah sakit harus mengacu pada SPO yang berlaku. Jika dibutuhkan, revisi atau pemutakhiran SPO terkait penyimpanan limbah B3 sementara juga bisa dilakukan. 

Tak hanya itu, tempat penyimpanan limbah B3 juga harus didesain sesuai dengan kelompok atau sifat limbah B3 yang disimpan. Untuk mempermudah proses identifikasi, masing-masing limbah B3 bisa diberikan warna pada kemasannya dengan ketentuan sebagai berikut:

  • Merah: limbah radioaktif.
  • Kuning: limbah infeksius dan limbah patologis.
  • Ungu: limbah sitotoksis.
  • Cokelat:  limbah farmasi, limbah bahan kimia kedaluwarsa, sisa kemasan, atau tumpahan.

Selain warna, simbol dan label juga perlu diberikan untuk mempermudah petugas dalam melakukan proses penanganan limbah B3 di rumah sakit. Adapun jenis-jenis simbol limbah B3 di rumah sakit yang umum digunakan adalah sebagai berikut:

  • Infeksius.
  • Radioaktif.
  • Toksik/mudah terbakar/campuran.
  • Sitotoksik.

IPAL Komunal sebagai Salah Satu Solusi Penanganan Limbah

Demikian informasi tentang cara penanganan limbah B3, khususnya di rumah sakit. Limbah B3 harus ditangani oleh pihak berwenang secara khusus. Namun, limbah domestik, seperti limbah kotoran dan tinja rumah tangga atau komersial dapat ditangani dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang sesuai prosedur. 

Jika Anda membutuhkan IPAL yang dapat menangani limbah kotoran dalam jumlah besar, komunitas, dan komersial, IPAL Komunal dari Bioaga bisa menjadi salah satu pilihan yang patut pertimbangkan. Pasalnya, IPAL komunal ini dirancang dengan Teknologi 5x Proses Penyaringan sehingga aman bagi lingkungan sekitar. 

Tak hanya itu, IPAL Komunal juga tidak memerlukan perawatan khusus karena limbah akan terurai maksimal berkat adanya bakteri pengurai. Dengan menggunakan produk ini, rumah sakit bisa menciptakan lingkungan yang bebas bau tak sedap akibat limbah. 

Jadi, jangan tunggu terlalu lama. Yuk, hubungi kami sekarang untuk mendapatkan solusi pengelolaan limbah yang efisien dan ramah lingkungan!

Baca juga: Pencemaran Air Tanah: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Share Now :
Favicon Bioaga

Tim Redaksi Bioaga

Tim Redaksi BIOAGA terdiri dari profesional dengan keahlian di bidang waste management, bio septic tank, grease trap, dan bidang-bidang lain sesuai niche BIOAGA. Kami berkomitmen untuk memberikan konten yang tidak hanya informatif, tetapi tepercaya, akurat, menarik, dan mudah dipahami.Kami juga menjunjung nilai-nilai BIOAGA, sekaligus menjelaskan bagaimana produk-produk BIOAGA yang terdiri dari Bio Septic Tank, IPAL Komunal, dan Grease Trap dapat menjadi solusi terbaik pengolahan limbah Anda. Produk-produk kami diproduksi dengan cermat serta menggunakan bahan-bahan berkualitas dan berstandar tinggi.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top
Google Tag Manager (noscript) End Google Tag Manager (noscript) Google Tag Manager (noscript) End Google Tag Manager (noscript)